Oleh:
Lian Hardiman OFM *
Etika merupakan kesadaran nilai bagi
manusia untuk membedakan yang benar dan yang salah. Manusia secara psikologi
dan historis melekat nilai etika. Etika
bukan lahir dari sebuah spekulasi teoritis melainkan kesadaran yang melekat
dalam diri manusia yang di bentuk di dalam fase-fase hidupnya. Proses
pembentukan itu pada prinsipnya adalah bagian dari warisan nilai untuk menjadi
acuan dalam sejarah hidup selanjutnya.
Secara
historis manusia di bentuk dalam sebuah tatanan sosial yang memiliki
norma-norma tertentu untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud sebuah
kehidupan yang adil. Norma-norma tersebut bukan berarti mengurangi kebebasan
manusia sebagai makhluk yang bebas namun norma tersbut melengkapi perjalanan
hidup manusia agar manusia bertindak benar serta menghargai ciptaan lainnya.
Oleh sebab itu untuk memahami secara baik
perubahan etis dalam kehidupan manusia maka perlu memahami secara baik tentang
etika itu sendiri serta perbandingan etika yang terjadi. Perbandingan tersebut
tentunya bukan dari segi arti melainkan dari fenomena sosial yang terjadi dalam
kehidupan bermasyrakat.
DISKURSUS SEPUTAR ETIKA
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
etika merupakan ilmu tentang baik dan buruknya perilaku, hak dan kewajiban
moral; sekupulan asal atau nilai yang berkaitan dengan akhlak; nilai mengenai
benar atau salahnya perbuatan atau perilaku yang dianut oleh masyarakat[1].
Namun secara etimologis kata etika berasal dari kata Yunani yaitu ethikos yang
artinya adat, kebiasaan dan praktek. Sebagaimana digunakan oleh Aristoteles
istilah ini mencakup ide “karakter” dan disposisi. Sedangkan kata moralis
dimasukan oleh Cicero dan dunia filsafat sebagai ekuivalen dari kata ethikus
yang diangkat oleh Aristoteles[2]. Maka secara harafiah etika dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari nilai atau kualitas standar moral dan penilain.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.
Ada begitu banyak para ahli
mendefenisikan tetang etika, namun pada prinsipnya, etika merupkan saran untuk
mengatur perjalanan manusia untuk membedakan mana yang benar dan mana yang
salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Etika mempunyai peranan yang cukup
besar untuk mengarahkan manusia secara bebas agar manusia bertindak sebagai
manusia dan bukan berdasarkan atas standar hidup yang bukan menjadi bagian dari
manusia. Dalam kehidupan konkrit seringkali muncul berbagai perdebatan mengenai
standar kebenara dan kebaikan dalam kehidupan manusia. Namun standar kebenaran
dan kebaikan pada prinsipnya bersifat subyektif. Walaupun ada standar-stadar
umum yang digukan namun standar-standar tersebut seringkali menjadi
pertentangan karena tidak sesuai dengan kehendak bebas setiap individu. Maka
prinsip etika menjadi landasan agar mansuia berindak pada koridor yang benar.
APA GUNANYA ETIKA
Etika berbeda dengan ajaran moral. Etika
tidak mempunyai pretensi untuk secara lansung dapat membuat manusia menjadi
pribadi yang lebih baik. Etika merupakan konsep yang sistematis mengenai moral.
Etika juga menyediakan orientasi untuk mengahantar manusia berpikir kritis agar
dalam berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial dalam kehidupan bersama. Ada
beberapa alasan mengapa etika amat perlu bagi kita yang hidup di zaman sekarang
ini yaitu:
Pertama: Kita merupakan makhluk hidup yang
semakin pluralistik. Setiap saat kita
berhadapan dengan berbagai macam situasi hidup yang berbeada-beda. Di dalam
perbedaan itu kita membutuhkan daya pikir etis untuk menuntun kita agar kita
menghargai setiap perbedaan sebagai nilai yang positif bagi perkembangan hidup
sebagai manusia. Kedua: Kita hidup dalam masyarakat transformatif. Setiap saat
kita selalu berhadapan dengan perubahan-perubahan yang sangat besar dalam
kehidupan bersama.
Ketiga, Tidak mengherankan bahwa proses
perubahan dalam kehidupan manusia masa kini terjadi karena pesatnya perkembangan
dunia yang tak terbendung. Untuk menghadapi perubahan itu maka manusia harus
mempersiapkan diri secara baik dan benar. Keempat: Etika juga harus bekerja
sama dengan agama agar nilai-nilai yang benar bisa dipadukan menjadi kekuatan
bagi manusia.[4]
MANUSIA MAKHLUK YANG BERETIKA
Sejak manusia ada dan menyejarah prinsip
etika sudah berlaku walaupun masih dalam tatanan yang bersifat lisan dan
primitif. Prinsip etika tersebut menyangkut baik dan buruk, benar dan salah.
Dalam perjalanan waktu prinsip etika tersebut semakin meluas dan bahkan muncul
konsep-konsep baru yang mungkin sebelumnya ada dan dalam perjalanan waktu
hilang begitu saja. Namun ada pula konsep-konsep baru yang menjadi acuan bagi
hidup manusia yang menyejarah tersebut. Etika pada dirinya tidak bersifat
statis dan juga tidak terlalu terikat pada teori tetapi lebih pada kenyataan
yang memberikan nilai positif bagi masyarakat.
Seiring
berjalannya waktu paham etika sama sekali tidak berubah, namun tindakan manusia
dalam kehidupan sehari-hari semakin berubah. Indikasi perubahan ini terlihat
dalam hukum relasi dan komunikasi yang terjadi di zaman sekarang ini. Perubahan
merupakan kenyataan kongkrit yang tak bisa dihindari oleh manusia, namun
diharapkan bahwa perubahan tidak membuat manusia bertindak menyimpang melainkan
bertindak etis sesuai dengan tuntutan hidup bersama.
MANUSIA
MASA KINI
Unsur kekinian dalam sebuah kehidupan
tidak terlepas dari yang telah berlalu dan yang akan berlalu serta yang akan
datang. Manusia dibentuk di dalam waktu tersebut. Konsep waktu secara luas bisa
diartikan sebagai sejarah perjalanan manusia di dalam fase-fase kehidupannya
sampai akhir.
Etika
berkembang di dalam sejarah hidup manusia melalui aktualisasi diri. Etika
bekerja di semua bidang kehidupan manusia agar manusia bertindak bebas dan
menemukan identitas yang sebenarnya. Pada zaman sekarang ini etika sedikit
kabur akibat tindakan manusia yang semakin plural tanpa memperhitungkan nilai
etis sebagai dasar dari tindakan pluralistik tersebut.
Kaburnya
nilai etika dalam kehidupan konkrit manusia dikarenakan muncul pemahaman baru
bahwa etika mengekang kebebasan. Sebenaranya etika tidak mengekang kebebasan
melainkan mengatur kebebasan pada koridor yang benar agar manusia dalam
bertindak memacarkan sikap humanis yang menghargai satu sama lain. Memang harus
diakui bahwa etika cukup berkembang dalam kehidupan yang tradisional.
Nilai
etis yang berkembang dalam diri manusia pada prinsipnya adalah bagian dari
hidup manusia yang menyejarah. Etika semakin luas dan ada dalam setiap aspek
kehidupan nyata yang dialami oleh manusia.
Setiap
situasi atau setiap kenyataan memiliki aspek etis sebagi nilai yang mengikat
dalam setiap kenyataan. Oleh sebab itu diskursus ini sebagai peringatan bagi
perkembangan dunia sekarang bahwa perkembangan semestinya tidak mengabaikan
sikap etis melainkan memupuk sikap etis sebagai akar terjadinya keharmonisan
dan menampakan eksistensi manusia yang beradab.***
*Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana
di STFT Fajar Timur, Padang Bulan-Abepura
0 komentar:
Posting Komentar