Senin, 27 Februari 2017

Smart City Pilihan Ideal Mengembangkan Kota Jayapura Ke Depan

Penulis: Fachruddin Pasolo * ----
Kota Jayapura boleh dikatakan sebagai Kota tergolong berusia tua.  Terhitung memasuki tahun 2016 ini usianya mencapai 106 tahun atau satu abad lebih.  Suatu rentang waktu yang terbilang bukan waktu yang pendek.  Kota yang pada awalnya bernama Numbay itu, kemudian berubah menjadi Hollandia berasal dari kata (bahasa Belanda) Holl = Lengkung, teluk, Land = tanah, tempat.
 Jadi Hollandia artinya tanah yang melengkung atau tempat / teluk yang berteluk. Konon geografis Kota Jayapura hampir sama dengan garis pantai utara negeri Belanda itu, mengilhami Kapten Sache memberikan nama tersebut pada tanggal 7 Maret 1910. Kini Numbay berganti nama sampai empat kali ; Hollandia – Kota Baru – Sukarnapura – Jayapura, yang sekarang dipakai adalah “ JAYAPURA” dan direncanakan lagi kembali ke nama awal :Port Numbay.
 Salah satu musuh besar dalam mengembangkan kota yang berusia tua adalah kecenderunganya menuju Kota Mati (Dead City).  Fenomena banyak melanda kota-kota di Indonesia dan Dunia.  Di Indonesia misalnya pernah dan masih di alami olah kota Bandung dan Semarang, Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dan Tengah. Sedangkan kota-kota besar lainnya di dunia, seperti London (Inggris), Moulborne (Aus) dan Tokyo (Jepang).  
 Salah satu indicator yang menunjukan Kota itu menuju kota maty (dead city) adalah ketidak seimbangan entropi kota.  Entropi dalam kota mati yakni ketidak seimbangan antara demand (input) dan supply (out put).  Dalam kasus praktis misalnya adanya migrasi tanpa disertai dengan ketersediaan lapangan kerja dan perumahan, menjadi masalah yang terus menerus membebani suatu kota, sehingga menyebabkan kota tersebut terkesan kotor akibat banyaknya perumahan kumuh, sampah dan intensitas kriminalitas yang tinggi. Dua fenomena ini kini nampak dan menghantui masalah Kota Jayapura. Atau pelayanan pemerintah yang panjang berbelit serta tidak adanya ketepatan waktu dalam pengurusan sesuatu,menyebabkan masyarakatnya  mengambiljalan pintas dalam penyelesaiannya. Maka munculah fenomena KKN.
 Oleh karena itu belajar dari pengalaman tersebut, beberapa kota di Indonesia dan dunia mulai melirik “Konsep Smart City”sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut. Secara defenisi Smart City adalah sebuah konsep kota cerdas yang membantu masyarakatnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat atau mengantisipasi kejadian yang tak terduga. Komponen yang penting menunjang Smart City adalah sumber informasi dan menggunakan teknologi yang canggih untuk mempermudah kehidupan.

Dimensi Smart City
Adapun dimensi Smart City meliputi: (1) smart ekonomi: Produktivitas tinggi, kewiraswasta, dan kemampuan untuk transformasi (2) smart mobility: Infrastruktur ICT yang kuat dan Sistem transportasi yang berkelanjutan, (3) smart environment: Sumber manajemen yang berkelanjutan, mencegah polusi, melindungi lingkungan, (4) smart people: Keragaman, kreativitas dan partisipasi dalam kehidupan public, (5) smart living: Fasilitas budaya, kualitas tempat tinggal, kesehatan dan isu keamanan dan (6) smart governance: strategi dan perspektif politik, transparansi dan komunitas partisipasi dalam membuat keputusan.  Sedangkan komponen pendukungnya adalah komunikasi Nirkabel,  Desain algoritma, Signal Prediksi & Klasifikasi, teori Informasi, ketersediaan Software Architecture, Corba, middleware, speech recognition, pengolahan citra, gambar pengakuan, sensor desain, kalibrasi, Motion deteksi, suhu, sensor tekanan, accelerometers, adaptif kontrol, filter Kalman, jaringan Komputer, pemrosesan parallel, sistem operasi.  Untuk mengoperasikannya diperlukan : Sumber energi tidak  hanya energi listrik, tetapi juga boleh energi mekanik. Beberapa sumber energi terdapat di alam antara lain adalah gerak, sumber cahaya, panas, dan gravitasi bias dimanfaatkan. Untuk sumber energi buatan dapat menggunakan baterai atau bahkan sumber energi eksternal seperti PLN.
 Sensor sebagai  perangkat yang membutuhkan perangkat lain dalam beroperasi. Misalnya, peralatan GPS yang bisa dipakai membutuhkan teknologi lainnya seperti satelit atau triangulasi BTS. Akuator peralatan yang aktif. Ia membutuhkan sumber daya yang relatif lebih besar dibandingkan dengan sensor karena ia harus melakukan sebuah aksi.
 Selain itu, ia memerlukan pemrosesan sederhana agar bisa menampilkan informasi yang dibutuhkan. Jaringan infrastruktur penghubung dan protokol pertukaran data. Infrastruktur penghubung erat kaitannya dengan topologi jaringan dan berbagai masalah yang terkait di dalamnya. Protokol pertukaran data adalah bagaimana aplikasi antar perangkat (sensor, aktuator, dan middleware) saling berkomunikasi satu sama lain. Middleware infrastruktur pelayan yang memroses data-data dalam lingkungan pintar sehingga dapat dinterpretasikan. Contoh middleware adalah data center, server, dan layanan antara. Terakhir adalah aplikasi bagaimana aplikasi dapat beradaptasi terhadap keadaan yang berubah-ubah.
 Dari dimensi dan factor pendukungnya, bukan suatu hal yang sulit bagi Kota Jayapura memanfaatkan konsep tersebut, seiring dengan itikad baik pemerintah pusat dan investasi besar-besaran pihak PT TELKOM di Indonesia Timur. Layanan e-ofice, e-puskesmas dan lainya bisa terbantu dengan mengaplikasikan konsep ini. Pendataan migrasi pun bisa dilakukan melalui aplikasi e-penduduk di pelabuhan atau bandara, sehingga memudahkan pengontrolannya.  Hanya saja tantangan awal yang dihadapi barangkali bagaimana mempersiapkan phisikologi masyarakat serta mengatasi dampak yang mungkin ditimbulkan kemudian.
 Pendek kata bagaimana warga kota (SDM) memilki skil dan pengetahuan yang cukup. Namun demikian dengan komitmen dari pemerintah kota melalui pengaturan regulasi serta kesungguhan warga kota, konsep ini bisa terimplementasi dengan baik.  Hal yang sederhana misalnya dengan memanfaatkan open-open space yang telah dibangun dilengkapi dengan wi-fi kerjasama dengan pihak Telkom, barangkali langkah awal untuk memulai penerapam konsep ini di beberapa titik, agar warga kota tidak gaptek dengan teknologi internet. Dan pada akhirnya melalui sentuhan teknologi konsep ini juga akan mampu menambah Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura.  Selamat Hari Ulang Tahun Kota Jayapura ke 106. Waniambe!

*) Kadispenda Kota Jayapura/Dosen UNIYAP Jayapura, tinggal di Angkasapura-Jayapura

0 komentar:

Posting Komentar